Wednesday 2 July 2014

Proses


  Shallom saudaraaa, sudah lama sekali saya gak ngeblog ya selain nyatetin kotbah hehe. Karena beberapa hal saya jadi jarang banget buka blog, ulangan umum, dan aktifitas lainnya, ditambah saya sempat mengalami beberapa hal yang cukup epic yang membuat saya malas menulis, dan butuh beberapa waktu untuk memulihkan diri ini. Untuk post kali ini saya pakai perumpamaan soal wine hehehe.

  Well, saya percaya ketika kita ingin mendapat suatu urapan, minyak yang baru, maka ada bagian dari kita yang harus hancur, harus direlakan, tentu saja maksud saya kedagingan kita. Kita harus membuang kedagingan kita terlebih dahulu untuk siap menerima pengurapan yang baru, yah walaupun berat rasanya. Enak sih tiap hari bisa internetan, bisa dengerin lagu-lagu boyband/girlband, bisa main game, dll, tapi apakah dengan keasikan tersebut kita bisa menyediakan waktu kita untuk Tuhan siapkan hati kita? Terkadang kita suka lupa loh sama hal itu, kita dibutakan dunia dan mulai kompromi sama Tuhan, "ah Tuhan, satu stage aja dehh, kalo musuh yang ini uda kalah, langsung save terus doa dehh, janjiii", dan terus mengatakan hal itu sampai ke musuh yang paling akhir dalam game yang anda mainkan, atau juga janji berhenti internetan pas di jam 10 malam, tapi malah lanjut sampai jam 4 pagi. Kita jadi kompromi, dan akhirnya masuk ke dalam zona nyaman kita. Dan waktu kita lagi lenje-lenjean di zona nyaman kita, ketika Tuhan berikan sentilan sedikitt saja, kita bisa langsung mengubah dunia ini jadi panggung drama, "Tuhan, hamba memang bersalah! Tapi kenapa cobaan ini datang, ya Tuhan?" ya kira-kira seperti itu, kita menjadi orang yang sensitif, terlalu ssensitif, semuanya jadi over, jadi cepat marah, jadi cepat menghakimi, cepat menyalahkan, bahkan bisa saja kita menyalahkan Tuhan karena tidak menangkap kita dari awal, ingat saudara, Tuhan sudah berkali-kali mengingatkan, ketika kita mulai jatuh dalam dosa, Tuhan selalu memberikan tanganNya, hendak menarik kita, tapi apa respon kita? Kita tenggelam dalam kenikmatan dosa sehingga telinga kita tertutup rapat tidak dapat mendengar suaranya, tangan kita terkepal seakan tidak ingin ditarik, dan apa yang paling parah? hati kita menjadi kebal, tidak merasa malu karena telah jatuh dalam sebuah lubang yang kotor. Apa yang membuat kita seperti itu? Dimulai dari toleransi, merambah menjadi kebiasaan, yang akhirnya merusak hubungan kita denganNya.

  Nah berbeda lagi ketika Tuhan mau MEMPROSES kita. Diproses bukanlah hal yang menyenangkan (ya iyalah), tapi coba deh berhenti mengejar-ngejar berkat dan cintailah proses, ketika kita diproses kan kita lagi dikerat, itu berarti kita lagi dibikin makin cantik bukan? 
Waktu kita lagi berapi-api sama Tuhan, ketika kita menghadapi pemrosesan, kita mungkin akan bilang "saya bersyukur untuk semua ini Tuhan, ini adalah rencanaMu, dan rencanaMu yang terbaik, saya percaya, dan saya siap akan apa yang akan saya hadapi karena saya bersamaMu", nah beda dialog kan kalo kitanya lagi enak-enak di zona nyaman? Beda jauh loh, mungkin kita akan bilang, "apaan nih Tuhan? mana enak jalan di gang sempit, gelap, banyak ranjaunya? enak juga balik ke tempat tadi deehh, terang, banyak hiburannya, seru banget!", kira-kira seperti itu yaa. Tapi proses tetaplah proses, proses itu akan tetap berjalan karena proses tsb adalah bagian dari rencanaNya. Dan bagi kita yang lagi di zona nyaman, kita tidak akan bisa melewati proses itu dengan cepat jika kita tidak melepaskan apa yang kita bawa saat itu, zona nyaman kita! Kita gak akan bisa lewatin proses itu jika kita tetap berpegang teguh dan memanjakan kedagingan kita, ingat kan di awal saya bilang kalo kita harus menghancurkan kedagingan untuk mendapatkan pengurapan, setelah proses itu, kita akan mendapat bukan hanya pengurapan, tapi berkat, dll, tapi bagaimana kita mendapatkan itu kalau kita masih mebawa-bawa zona nyaman kita? Well ibaratkan zona nyaman kita adalah batu yang "terlihat" cantik, kita membawa batu-batu yang terlihat cantik itu, padahal di depan sana Tuhan akan berikan berlian, batu rubi, marmer, dsb, yang JAUH LEBIH BERHARGA dibandingkan dengan sebuah batu yang "terlihat" cantik, dan bukankah akan terasa lebih aman jika kita lepaskan batu-batu itu, mengosongkan tangan kita supaya kita bisa memegang tangan Tuhan?
  
  Saya punya satu perumpamaan lagi, saya dapatkan ini waktu lagi saat teduh, dan teringat akan kotbah seorang pendeta, tapi saya mencari tahu lebih dalam lagi dengan tuntunan Roh Kudus,

"11Moab hidup aman dari sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain, tidak pernah masuk ke dalam pembuangan; sebab itu rasanya tetap padanya, dan baunya tidak berubah.
12Sebab itu, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa aku akan mengirim kepadanya tukang-tukang yang akan menuangkannya, mencurahkan tempayan-tempayannya dan memecahkan buyung-buyungnya"

Yeremia 48 : 11 - 12

Bangsa Moab diibaratkan sebagai anggur yang diam di endapannya, yang tidak pernah dipindahkan ke wadah yang lain, atau dalam artian tertentu, tidak pernah diproses, dan Tuhan berkata, akan ada waktunya, bahwa anggur tsb akan diproses oleh tukang-tukang yang Tuhan datangkan. Ini menggambarkan orang-orang yang sudah terlalu lama berdiam dalam zona nyamannya, dan tidak pernah mau keluar, Tuhan akan berikan proses-proses tertentu supaya mereka menjadi anggur yang matang, yang nikmat.
Saudara - saudara, mari belajar biologi sebentar. Pernahkan anda melihat pembuatan wine?    Mau red wine, white wine, frutty wine, pokoknya segala jenis wine pembuatannya itu melalui proses yang sama. Dan untuk mendapatkan wine yang bagus, yang enak, anggurnya gak bisa salah pilih, dan harus melewati proses yang agak ribet, mulai dari penghancuran buahnya, penambahan sulfida, diperas lagi, dibersihkan lagi, disaring terus menerus sampai semua ampasnya tidak ada, hanya sarinya saja, baru kemudian penyimpanan.



Gambar di atas bisa dilihat kan, bahwa pembuatan wine itu tidak asal. Beberapa berkat dalam pemrosesan :

  1. Pemilihan dan pengetesan anggur, berarti tidak semua orang mendapat proses dari Tuhan kan? Tuhan mencari orang-orang yang bisa menjadi wine yang enak, yang  manis nantinya, Tuhan gak asal pilih anggur yang bonyok-bonyok untuk dijadikan wine, anggur-anggur yang bonyok itu tentunya harus dibereskan dulu. Saya percaya, bahwa diproses itu suatu kesempatan yang baik agar kita menjadi lebih matang lagi, menjadi lebih manis lagi supaya bisa menyenangkan hati Tuhan, jadi diproses itu adalah suatu keuntungan. Jadi buat kita-kita yang lagi diproses, jangan bilang itu adalah cobaan, akan lebih tepat jika kita menyebutnya pembentukan. Dan bersyukur aja lah, secara kita ini termasuk yang dipilih untuk dijadikan wine yang nikmat kan? Kita diproses karena kita dilipilih.
  2. Penghancuran dan pembersihan, anggur-anggur pilihan tersebut akan dihancurkan agar sari buahnya keluar, dan dibersihkan agar ampas-ampasnya hilang. Kedagingan kita pertama akan dihancurkan agar sari yang ada di dalam kita bisa mengalir, dan hati kita juga dibersihkan dari semua ego-ego yang menempel, agar nantinya kita tidak ngestuck saat disaring. Bersiaplah untuk menghancurkan kedagingan anda, memang gak enak rasanya untuk membuang apa yang kita sukai, tapi Tuhan mau kita hancurkan itu semua agar kita bisa mengalirkan sari-sari yang manis, yang baik. Dan hati kita yang tadinya terkontaminasi oleh banyaknya ego kita, keegoisan, kemarahan, kenajisan, semua akan dibersihkan oleh Tuhan, akan dikupas oleh Tuhan, itu semua akan dibuang, mungkin dalam proses ini, anda akan menghadapi banyak orang, situasi yang membuat anda kesal, tapi percaya saja, bahwa ini semua membuat hati anda semakin bersih, ketika kita merendahkan hati, mau mengampuni, mau bersyukur, pembersihan hati ini akan lebih cepat, dibanding kita mengeluh terus-terusan.
  3. Membunuh bakteri-bakteri dan ragi yang tidak diinginkan, Tuhan akan menghancurkan semua benalu-benalu yang menarik kita, semua rantai-rantai yang mengikat kita akan sesuatu yang bukan dari Tuhan, Tuhan akan hancurkan itu, tapi, itu semua akan bisa dihancurkan jika kita sepakat dengan Tuhan untuk menghancurkan rantai dan benalu tersebut. Tuhan kita itu bukanlah Tuhan yang memaksa, Dia memberikan kepada kita pilihan juga, dan itu pilihan kita, mau terbebas atau tidak. Bisa saja sih, Tuhan langsung membuat kita bertobat, tapi ingat, Tuhan kita adalah Tuhan yang memberi pilihan, dan melihat usaha, Dia mau melihat mempelai-mempelai yang mau berusaha menjadi lebih baik lagi untuk Tuhan, mencintai Dia lebih lagi, Tuhan mau melihat kita berusaha merawat buah-buah kita, agar ketika nanti Tuhan bertanya dimana buah-buah yang kita hasilkan, kita bisa memberikan kepada Tuhan buah-buah yang manis, yang besar, dan segar, yang tentunya bisa menyenangkan hati Tuhan.
  4. Penekanan untuk memisahkan benda-benda padat, tentu saja prosesnya gak berakhir begitu saja. Ketika kita sedang dilatih Tuhan untuk mengampuni misalnya, saat itu kita menghadapi proses pengampunan tersebut, dan berhasil mengampuni orang lain yang membuat kita kesal, tapi bukan berarti proses kita selesai di situ, sekali lagi Tuhan memberikan proses lagi, tapi berbeda dari proses sebelumnya, kalau sebelumnya hanya dihancurkan, sekarang kita ditekan sampai benda-benda padat keluar dan tertinggal semua. Ini menunjukan setelah terjadinya proses pertama, akan terjadi next level bukan? Berbanggalah karena artinya kita dianggap sudah bisa mencapai level yang lebih tinggi. Dan ketika menghadapi proses ini, seharusnya kita sudah siap, sudah tau respon apa yang baik untuk menghadapinya, secara kita sudah pernah melewati proses yang sebelumnya.
  5. Filtrasi, di bagian ini, mungkin ada yang akan tertahan di saringan, akan ada yang tersangkut. Akan ada yang menyerah dan bertahan di saringan, tidak mau maju lagi, mereka merasa jenuh, padahal di saat-saat terakhir, adalah saat-saat di mana kita harus makin kuat, makin rajin, makin melekat pada Tuhan. Apa jadinya jika kita menyerah begitu saja? Kita tidak jadi dimasukan ke dalam tong yang sudah disiapkan Tuhan. Bagaimana lolos dari saringan ini? kita harus membuang semua kedagingan kita, hiduplah dengan sangat mencintai Tuhan, sampai-sampai kita tidak mau lagi memanjakan kedagingan kita, sehingga kita bisa lolos dari saringan tersebut. Semakin besar ampasnya akan semakin sulit untuk lolos dari saringan kan? Jadi bersiaplah untuk menghadapi proses akhir. Di mana kita harus menjadi lebih kuat, lebih raji, lebih dekat denganNya.


  Memang sakit sih untuk mengalami proses-proses ini, mungkin akan sulit untuk meninggalkan hobi-hobi kita, mungkin sulit untuk meninggalkan game-game favorit kita atau artis-artis favorit kita, mungkin sulit untuk menjaga emosi kita, sulit juga menjaga pikiran ini untuk tidak negative thinking. Saya pernah melalui itu, waktu saya gak boleh baca komik selama hampir 8 bulan, gak boleh nonton TV sama sekali, gak boleh baca buku selain alkitab atau buku rohani lainnya, saya pernah ngalamin itu, tapi apa proses berhenti di situ aja? Saya tetap dibawa Tuhan ke proses-proses selanjutnya dengan skala yang lebih rumit, saya diajar bersyukur, diajar mengampuni orang yang hampir menghancurkan image saya sehingga saya menjalani hari-hari itu dibenci oleh seseorang, Tuhan ajar saya untuk punya iman, yang sangat sulit waktu itu untuk percaya karena kenyataannya jauh berbeda dari apa yang diharapkan, dan masih banyak. Tapi saya percaya bahwa proses ini belum berakhir. Anda masih disuruh puasa tidak main game/ ngegosip? itu belum klimaks, saya pun belum cukup untuk masuk ke dalan tongnya Tuhan, masih banyak yang harus kita lalui, dan tentu saja kita tidak bisa lalui itu tanpa kekuatan dari Tuhan, dan kekuatan itu adalah cintaNya dan hadiratNya. Yang membuat saya bertahan sampai saaat ini pun adalah cinta dan keajaibanNya, betapa Dia membuat saya jatuh cinta sama Dia, membuat saya terkagum akan semua rencanaNya.

  Jadi, persiapkan diri kita lebih lagi untuk menghadapi setiap proses dari Tuhan! Cintai Tuhan lebih lagi, mendekatlah padaNya lebih lagi, sampai-sampai ketika anda sedentik saja menjauh dariNya anda bisa merasa sangat sedih, merasa gak betah. Ini yang bisa saya share dari apa yang akhir-akhir ini saya alami, gimana saya harus sepakat sama Tuhan untuk menghancurkan kedagingan saya, saya harus mau untuk membuang ego saya dan belajar taat, bagaimana saya harus berlari kepada Tuhan, mencoba bangkit saat saya jatuh. Dan Tuhan bener-bener pulihkan saya dari apa yang saya alami itu, sakit sekali ketika saya gak bisa rasakan hadiratNya, saya cuma bisa menangis, tapi hari ini, saya diijinkan untuk bersaksi. Semua hormat dan kemuliaan hanya untuk Dia, saya hanyalah penulis dari semua keajaibanNya. Semoga post ini memberkati anda semua, God bless you! :D